Selasa, 05 Maret 2013

turki usmani

BAB I
PENDAHULUAN
A . LATAR BELAKANG
Dinasti Turki Usmani merupakan kehalifahan yang cukup besar dalam Islam dan memiliki pengaruh yang cukup segnifikan dalam perkembangan wilayah Islam di Asia, Afrika, dan Eropa. Bangsa Turki memiliki peran yang sangat penting dalam pekembangan Peradaban Islam. Peran paling penting telihat pada birokrasi pemerintahan yang bekerja untuk para Kholifah Bani Abbasiah. Kemudian mereka membangun kekuasaan sendiri yang independen, tetapi masih tetap loyal kepada Kholifah Bani Abbasiah.
Setelah hancurnya Bani Abbasiah ditangan bangsa Monggol, orang orang Turki semakin mempertegas indepandensi (kemandirian) mereka dalam membangun kekuasaan sendiri, seperti yang dilakukan oleh Turki Usmani (1281-1924 M).
Diantara Negara muslim, Turki Usmani yang dapat mendirikan kerajaan paling besar serta paling lama berkuasa. Pada masa Sultan Usman, orang Turki bukan hanya merebut Negara-negara Arab, tetapi juga seluruh daerah antara Kaukasus dan kota Wina. Dari Istambul mereka menguasai daerah daerah disekitar laut tengah dan berabad-abad lamanya Turki merupakan factor penting dalam perhitungan ahli ahli politik di Eropa barat. Dinasti Turki Usmani merupakan kehalifahan Islam yang mempunyai pengaruh besar dalam Peradaban Islam di Dunia.


B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah sejarah terbentuknya kerajaan Turki Usmani?
2. Bagaimanakah Peradaban Turki Usmani?
3. Apakah sebab kemunduran kerajaan Turki Usmani?

C. TUJUAN
1. Mengetahui sejarah terbentuknya kerajaan Turki Usmani
2. Mengetahui Peradaban Turki Usmani
3. Mengetahui sebab kemunduran kerajaan Turki Usmani






BAB II
PEMBAHASAN
A.    SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN USMANI
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari Kabilah Oghus yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina. Dalam jangka waktu kira kira tiga Abad, mereka pindah ke Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad ke Sembilan atau kesepuluh, ketika mereka menetap di Asia tengah[1].
Dibawah tekanan serangan Mongol pada abad ke-13, mereka melarikan diri ke daerah barat dan mencarai tempat pengungsian ditengah tengah saudara mereka yaitu orang orang Turki Saljuk, didaratan tinggi Asia Kecil.
Pada tahun 1300 M, bangsa mongol menyerang kerajaan saljuk dan sultan Allaudin terbunuh. Kerajaan saljuk ini kemudian terpecah belah dalam berbagai kerajaan kecil. Usmani kemudian menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak itulah kerajaan Usmani dinyatakan berdiri[2].
Penguasa pertama yaitu Usman yang disebut sebagai Usman I. setelah Usman I mengumunkan dirinya sebagai Padisyah Al-Usman (raja besar keluarga usman) tahun 699 H (1300 M) setapak demi setapak kerajaan dapat diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan Bozantium dan menaklukan kota Broessa (1317 M), kemudian tahun 1326 M Broessa dijadikan ibukota kerjaan Turki Usmani.
Pada masa pemerintahan Orkhan (1326-1359 M) Turki Usmani dapat menaklukan Azumia (1327 M), Tasasyani (1330 M), Uskandar (1328 M), Ankara (1354 M), Gallipoli (1356 M).daerah ini adalah daerah Eropa yang pertama kali diduduki kerajaan Usmani[3].
Turki usmani mencapai kegemilanganya pada saat menaklukan pusat peradaban dan pusat agama Nasrani di Bizantium, yaitu Konstantinopel. Turki Usmani yang dipimpin Muhammad Al Fatih (1451-1484 M) menaklukan konstantinopel pada tahun 1454 M. terbukanya konstantinopel mempermudahkan Turki Usmani memperluas wilayah ke benua Eropa bagian timur bahkan hingga ke kota Wina Austria[4].
M. Al Fatih lalu digantikan oleh Sultan Salim I (1512-1520 M), ia mengalihkan perluasan wilayah dari wilayah timur menuju Persia, Syria, dan dinasti mamalik di Mesir. Usaha sultan diteruskan dan dikembangkan oleh Sultan Sulaiman Al Qonuni (1520-1566 M). al Qonuni berhasil menaklukan Irak, Belgrado, Budhapes, Yaman dan kota kota kecil lainya hingga hongaria dan Rumania.
Setelah sultan Sulaiman meninggal dunia, terjadilah perebutan kekuasaan antara putra-putranya, yang menyebabkan kerajaan Turki Usmani mundur. Akan tetapi, meskipun mengalami kemunduran, tetapi kerajaan ini masih dipandang sebagai Negara yang kuat , terutama dibidang militernya.
Kerajaan Turki Usmani pada abad 16. Ketika dinasti Turki Usmani mencapai kejayaanya sehinga daerah kekuasaannya membentang dari selat Persia di Asia sampai ke pintu gerbang kota Wina Austria di Eropa dan dari laut Gaspienne di Asia hingga ke Aljazair di Afrika barat[5].
Kemajuan dan perkembangan kerajaan Turki Usmani yang demikan luas dan berlangsung dengan cepat itu diikuti pula oleh kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam aspek peradabanya. Dan perlu diketahui bahwa sejarah berdirinya kerajaan Turki Usmani ini tidak jauh beda dengan sejarah kemerdekaan Negara Indonesia, yang mana berdirinya dikarenakan kekalahan belanda dari sekutu.
B.     PENAKLUKKAN KONSTANTINOPEL
Konstantinopel adalah ibu kota bizantium dan merupakan pusat agama Kristen. Ibu kota bizantium itu akirnya dapat ditaklukkan oleh pasukan islam dibawah Turki Usmani pada masa pemerintahan Sultan Muhammad II yang bergelar Al Fatih (sang penakluk). Telah berkali kali pasukan muslimin sejak bani Umayah berusaha menaklukkan konstantinopel, tapi selalu gagal dikarenakan kokohnya benteng kota tua itu . baru tahun1453 kota itu dapat ditaklukkan.
Sultan mempersiapkan penaklukkan terhadap kota itu dengan penuh keseriusan, dipelajari penyebab kegagalan dalam penaklukkan sebelumnya. Konstantinopel akirnya dapat dikepung dari segala penjuru oleh pasukan Sultan Muhammad II yang berjumlah kira kira 250.000 dibawah pimpinan Sultan sendiri. Kaisar Bizantium meminta bantuan kepada paus di Romadan raja raja Kristen di Eropa, tapi tampa hasil, bahkan dicemooh oleh rakyatnya sendiri karena dianggap merendahkan martabatnya sendiri. Raja raja Eropa tidak ingin membantunya dikarenakan masih dalam perselisihan yang belum terselesaikan. Hanya pasukan Vinicia yang ingin membantu karena memiliki kepentingan dagang diwilayah Usmani. Dengan terkepungnya bizantium selama 53 hari,  meriam meriam Turki dimuntahkan kearah kota dan menghancurkan benteng dan dinding dindingnya sehinga Konstantinopel menyerah pada tanggal 28 Mei 1453[6].
Dalam pertempuran itu kaisar konstantinopel mati terbunuh, dan Konstantinopel jatuh ke tangan Sultan. Sultan memasuki kota, kemudian menganti nama Konstantinopel menjadi Istambul, dan menjadikan sebagai ibu kota. Sultan mengubah gereja Aya Shopia menjadi Masjid, dan disamping itu sultan membangun masjid dengan nama Muhammad sebagai peringatan bagi keberhasilannya dalam menaklukkan kota Konstantinopel.
Dengan jatuhnya Konstantinopel, pengaruhnya saangat besar bagi Turki Usmani. Konstantinopel adalah pusat kerajaan Bizantium yang menyimpan banyak ilmu pengetahuan dan menjadi pusat agama islam Ortodoks. Semuanya itu diwariskan kepada Usmani. Dan segi letak kota itu sangat strategis karena menghubungkan dua benua secara langsung, Eropa dan Asia. Penaklukan itu memudahkan pelebaran wilayah dari Asia ke Eropa.
C.     PERADABAN ISLAM DI TURKI
Sejak masa Usman bin Artaghol (1299-1326 M), yang dianggap pembina pertama kerajaan Turki Usmani ini dengan nama Imperium Ottoman, timbullah kemajuan dalam berbagai bidang agama islam. Turki membawa pengaruh yang cukup baik dalam bidang peluasan agama islam ke Eropa, kemanjuan lainya antara lain dalam bidang militer dan pemerintahan, ilmu pengetahuan dan budaya, serta dalam bidang keagamaan. Dan perkembangan Turki cukup berpengaruh dalam peradaban islam, dengan corak peradaban yang khas. Pengarauh budaya tersebut sampai ke berbagai wilayah Turki Usmani yang wilayahnya  begitu luas dalam dunia Islam[7].
1.      Bidang Militer dan Perluasan Wilayah
Dengan adanya kondisi objektif yang dihadapi Turki Usmani, para pemimpin mewujudkan Negara yang berdasarkan sistem dan prinsip kemeliteran. Pecahnya perang dengan Bizantium misalnya mengilhami khalifah Orkhan untuk mendirikan pusat pendidikan dan pelatihan militer sehingga terbentuklah sebuah kesatuan militer yang disebut Yeniseri atau Inkisariyah (Arab), yaitu organisasi militer baru, yakni jajaran elit militer Turki yang mayoritas anggotanya terdiri dari kelompok muda Sufi dan para pemuda Kristen yang telah memeluk islam.
Kebijakan militer ini lebih dikembangkan oleh pengganti Orkhan, yaitu Murad dengan membentuk sejumlah Korps atau cabang-cabang Yenisari. Dengan demikian militer Yenisari ini berhasil mengubah Negara Utsmani yang baru lahir menjadi mesin perang yang paling kuat, dan memberikan dorongan sangat besar bagi penaklukan negeri-negeri non Muslim Dari antara 37 penguasa yang memimpin Turki Usmani, Sultan Muhammad II pantas untuk menyandang gelar al-Fatih (sang penakluk) atas keberhasilannya menaklukan kekuatan terakhir imperium Romawi Timur yang berpusat di kota Konstantinopel pada tahun 1453.
2.      Bidang Pemerintahan
Sultan merupakan penguasa tertinggi selama pemerintahan Turki Usmani, baik dalam bidang agama, politik, pemerintahan bahkan masalah-masalah perekonomian. Orang kedua yang berkuasa adalah wazir besar. Ia adalah ketua badan penasehat kesultanan yang membawahi semua wazir dan amir. Sebagai simbol kekuasaannya, ia diangkat sebagai wakil sultan.
3.      Bidang Agama dan Budaya
Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan politik. Masyarakat di golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Oleh karena itru, ajaran ajaran thorikot berkembang dan juga mengalami kemajuan di Turki Usmani. Para Mufti menjadi pejabat tertinggi dalam urusan agama dan beliau mempunyai wewenang dalam memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan yang terjadi dalam masyarakat. Kemajuan-kemajuan yang diperoleh kerajaan Turki Usmani tersebut tidak terlepas  daripada kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, antara lain:
1.      Mereka adalah bangsa yang penuh semangat, berjiwa besar dan giat.
2.      Mereka memiliki kekuatan militer yang besar.
3.      Mereka menghuni tempat yang sangat strategis, yaitu Constantinopel yang berada pada tititk temu antara Asia dan Eropa.
Disamping itu keberanian, ketangguhan dan kepandaian taktik yang dilakukan olah para penguasa Turki Usmani sangatlah baik, serta terjalinnya hubungan yang baik dengan rakyat kecil, sehingga hal ini pun juga mendukung dalam memajukan dan mempertahankan kerajaan Turki Usmani.
Kebudayaan Turki merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia mereka banyak menerima ajaran-ajaran tentang etika dan tata karma dalam kehidupan istana. Dan dari kebudayaan Bizantium mereka banyak menerima tentang organisasi pemerintahan dan prinsip-prinsip kemeliteran. Sedangkan dari kebudayaan Arab, mereka mendapatkan ajaran tentang prinsip ekonomi, kemasyarakatan dan ilmu pengetahuan.
Tentang kebudayaan di Turki yang paling menonjol adalah arsitektur dalam pembangunan masjid dengan seni yang indah, seperti masjid Muhammad al-Fatih, masjid Agung Sulaiman, masjid Abu Ayub al-Anshori dan masjid Aya Shopia yang asalnya adalah gereja St. Sophia merupakan peninggalan arsitektur Usmani yang sangat dikagumi dunia sampai saat ini.
4.      Bidang Ilmu Pengetahuan
Peradaban turki usmani merupakan perpaduan bermacam macam peradaban, diantaranya peradaban Persia, Bizantium, dan arab. Dari peradaban Persia mereka banyak mengambil ajran ajaran tentang etika dan tata karma dalam istana raja raja. Organisasi pemerintahan dan milter banyak mereka serap dari Bizantium. Sedangkan ajaran tentang prinsip prinsip ekonomi, sosial, kemasyarakatan dan keilmuan mereka terima dari orang orang turki Usmani sendiri
Dalam bidang Ilmu Pengetahuan di Turki Usmani tidak begitu menonjol karena mereka lebih memfokuskan pada kegiatan militernya, sehingga dalam khasanah Intelektual Islam tidak ada Ilmuan yang terkemuka dari Turki Usmani.
D.    KEMUNDURAN TURKI USMANI
Kemunduran Turki Usmani terjadi setelah wafatnya Sulaiman Al-Qonuni. Hal ini disebabkan karena banyaknya kekacauan yang terjadi setelah Sultan Sulaiman meninggal diantaranya perebutan kekuasaan antara putera beliau sendiri. Para pengganti Sulaiman sebagian besar orang yang lemah dan mempunyai sifat dan kepribadian yang buruk. Juga karena melemahnya semangat perjuangan prajurit Usmani yang mengakibatkan kekalahan dalam mengahadapi beberapa peperangan. Ekonomi semakin memburuk dan sistem pemerintahan tidak berjalan semestinya. Selain faktor diatas, ada juga faktor-faktor yang menyebabkan kerajaan Usmani mengalami kemunduran, diantaranya adalah[8] :

1.      Wilayah Kekuasaan yang Sangat Luas
Perluasan wilayah yang begitu cepat yang terjadi pada kerajaan Usmani, menyebabkan pemerintahan merasa kesulitan dalam melakukan administrasi pemerintahan, terutama pasca pemerintahan Sultan Sulaiman. Sehingga administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres. Tampaknya penguasa Turki Usmani hanya mengadakan ekspansi, tanpa mengabaikan penataan sistem pemerintahan. Hal ini menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian berusaha melepaskan diri.
2.      Heterogenitas Penduduk
Sebagai kerajaan besar, yang merupakan hasil ekspansi dari berbagai kerajaan, mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi heterogenitas penduduk. Dari banyaknya dan beragamnya penduduk, maka jelaslah administrasi yang dibutuhkan juga harus memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak memiliki administrasi pemerintahan yang bagus di tambah lagi dengan pemimpin- pemimpin yang berkuasa sangat lemah dan mempunyai perangai yang jelek.
3.      Kelemahan para Penguasa
Setelah sultan Sulaiman wafat, maka terjadilah pergantian penguasa. Penguasa- penguasa tersebut memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang lemah akibatnya pemerintahan menjadi kacau dan susah teratasi.
4.      Budaya Pungli
Budaya ini telah meraja lela yang mengakibatkan dekadensi moral terutama dikalangan pejabat yang sedang memperebutkan kekuasaan (jabatan).
5.      Pemberontakan Tentara Jenissari
Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M dan 1826 M. Pada masa belakangan pihak Jenissari tidak lagi menerapkan prinsip seleksi dan prestasi, keberadaannya didominasi oleh keturunan dan golongan tertentu yang mengakibatkan adanya pemberontakan-pemberontakan.
6.      Merosotnya Ekonomi
Akibat peperangan yang terjadi secara terus menerus maka biaya pun semakin membengkak, sementara belanja negara pun sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan Turki pun merosot.
7.      Terjadinya Stagnasi dalam Lapangan Ilmu dan Teknologi
Ilmu dan Teknologi selalu berjalan beriringan sehingga keduanya sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Keraajan usmani kurang berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini karena hanya mengutamakan pengembangan militernya. Kemajuan militer yang tidak diimbangi dengan kemajuan ilmu dan teknologi menyebabkan kerajaan Usmani tidak sanggup menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.
Karena factor factor tersebut, Turki Usmani menjadi lemah dan kemudian mengalami kemunduran dalam berbagai bidang. Pada periode selanjutnya dimasa modern, kelemahan kerajaan Usmani ini menyebabkan kekuatan eropa tanpa segan segan menjajah dan menduduki daerah daerah muslim yang dulunya berada dibawah kekuasaan kerajaan Usmani, terutama di Timur Tengah dan Afrika Utara[9].
Kemudian kemunduran Kerajaan Turki Usmani dimulai juga saat terjadinya perjanjian Carltouiz, 26 Januari 1699 M antara Turki Usmani dengan Australia, Rusia, Polandia, Vanesia, dan Inggris, isi perjanjian tersebut diantaranya adalah Australia dan Turki terikat perjanjian selama 25 tahun, yang mengatakan seluruh Honigaria (yang merupakan wilayah kekuasaan Turki) kecuali Traslvonia dan kota barat, diserahkan sepenuhnya pada Australia. Sementara wilayah camanik dan Podolia diserahkan kepada polandia. Rusia memperoleh wilayah-wilayah disekitar laur Azov. Sementara itu Venesia dengan diserahkannya Athena kepada Turki menjadi penguasa di seluruh Valmartia dan Maria, dengan demikian perjanjian Carltouiz ini melumpuhkan Turki Usmani menjadi negara yang kecil. Perjanjian itu terlaksana setahun kemudian[10].




BAB III
ANALISIS
A.    Segi Sejarah
Kerajaan Usmani berasal dari Turki yang bertempat tinggal di Mongol kemudian pindah ke Persia dan Irak. Sewaktu irak di serang oleh Monggol, kerajaan Usmani pindah ke daerah Turki Saljuk. Sultan Saljuk memberikan hadiah kepada Usmani sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Ketika bangsa Mongol menyerang Saljuk, sultan Saljuk terbunuh, kemudian seketika itu kerajaan Usmani memerdekakan diri dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya, dan sejak itulah kerajaan Usmani Turki dinyatakan berdiri.
Pemimpin pertama adalah Usman, setapak demi setapak wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Disertai pembinaan kemiliteranya, sehingga wilayah kekuasaanya mencapai Asia, Eropa dan Afrika.
B.     Segi Ekonomi
Sebenarnya modal ekonomi terbesar dari wilyah Turki Usmani adalah kota Istambul yang dahulunya adalah konstantinopel, istambul ini berada pada dipersimpangan Eropa, Asia dan Afrika, wilayah istambul adalah wilayah salah satu pusat perdagangan dunia. Penaklukan wilayah sekitar istambul memperlancar jalan perdagangan.
Muhammad al Qonuni lah yang memerintahkan para penduduknya untuk meningkatkan kerajinan tangan dan juga mengumpulkan para pedagang untuk bertempat tinggal di Istambul. Dia juga mendorong pedagang Yahudi dari Eropa untuk bermigrasi ke Istanbul dan mendirikan bisnis di sana. Prinsip prinsip ekonomi yang mereka miliki menjadikan perekonomian Turki Usmani menjadi lancar.
C.     Segi Politik atau Kekuasaan
Turki Usmani atau Ottoman adalah diantara Negara muslim yang dapat mendirikan kerajaan yang paling besar serta paling lama berkuasa. Kerajaan turki Usmani dapat melakukan penaklukan dengan cepat dan luas pada masa masa pertama dikarenakan para pemimpin yang kuat dan unggul dalam bidang politiknya, juga didukung dengan kekuatan militer yang solid.
Keberhasilan Turki Usmani memperluas wilayahnya dibarengi dengan terciptanya jaringan pemerintahan yang teratur. Dalam struktur pemerintahannya yaitu:
1.      Sultan
2.      Perdana Menteri (shadr al a’zham)
3.      Gubernur (pasya)
4.      Bupati (al alawiyah)
Untuk mengatur urusan pemerintahan Negara pada masa sultan Sulaiman Al Qonuni disusunlah sebuah undang undang, yang diberi nama Multaqa Al Abhur yang menjadi pegangan hokum bagi kerajaan Turki Usmani.
Penguasa dinasti Usmani di Turki mencapai 41 sultan dari tahun 1281 sampai tahun 1924, daftar penguasa atau pemimpin di dinasti Usmani bisa disebut paling banyak diantara penguasa pada dinasti lainya.
D.    Segi Agama
Didalam kerajaan Turki Usmani, Ulama memiliki peranan penting sebagai penjabat urusan Agama dan berwenang memberikan Fatwa terhadap problem dalam masyarakat. Kehidupan tarekat yang berkembang yaitu tarekat Bektasyi dan tarekat Maulawi.
Dalam masalah mahzab, Turki Usmani sangat fanatic dengan satu mahzab dan menekan mahzab lainya. Akibat dari fanatic keagamaan yang beerlebihan inilah yang menjadikan ijtihat tidak berkembang di Turki Usmani.



BAB IV
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dinasti usmani di turki merupakan kerajaan islam yang berkuasa cukup lama hampir 7 abad lamanya (1290-1924) dan merupakan kerajaan besar. Kerajaan usmani didirikan oleh sultan usman I. dinasti turki mengalami kemajuan dalam berbagai bidang terutama dalam penyebaran agama islam dan perluasan wilayah kekuasaanya meliputi tiga benua asia, afrika dan eropa.
Peradaban islam diturki mengalami kemajuan antara lain di bidang kemiliterandan pemerintahan, dimana pemerintahan dan militer sangat kuat. Dari segi budaya,, aarsitek banguna dan sastra berhasil. Dan dalam bidang ke agamaan, suasana islam sangat kental hingga fanatic yang berlebihan. Ada pun dalam bidang ilmu pengetahuan, turki usmani tidak mengalami kemajuan yang berarti.
Turki usmani yang pernah Berjaya sebagai kehalifahan terahir di dalam dunia islam, ahirnya mengalamii kemunduran karena beberapa factor yang menterbelakanginya. Walau pun demikian kebesaran yang peranah dialami turki usmani telah membawa pengaruh besar dalam dunia peradaban khususnya dalam dunia perdaban. Walau pun ahirnya wilayah turki usmani menjadi kecil dikarenakan perjanjian berisi tentang pembagian wilayah, antara turki usmani dengan dengan Australia, Rusia, Polandia, Vanesia, dan Inggris.
B.     SARAN
Pada penulisan makalah ini yang kami susun pastilah banyak kekurangan baik yang disengaja maupun tidak, karena manusia tidak akan luput dari kesalahan oleh karena itulah kritik dan saran yang mambangun dari pembaca sangat diharapkan demi terciptanya suasana yang lebih baik.




DFTAR PUSTAKA

Syafik A. Mughni. 1978. Sejarah Kebudayaan Islam diTurki. Jakarta: Logos.
Badri Yatim. 1998. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.
Samsul A. Munir. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.





[1] Dr. Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Press, 1999. Hlm 130
[2] Ibid, hlm 130
[3] Ibid, hlm 131
[4] Dr. Syafik A. Mughni, Sejarah Kebudayaan Islam di Turki, Jakarta: Logos, 1997, hlm 69.
[5] Ibid hlm 70
[6] Ibid, hlm 71
[7] Drs. Samsul M.A. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009. Hlm 200-204.
[8] Ibid, hlm 205-208
[9] Ibid, hlm 209

Tidak ada komentar:

Posting Komentar