BAB I
PENDAHULUAN
A . LATAR BELAKANG
Dinasti Turki Usmani merupakan kehalifahan
yang cukup besar dalam Islam dan memiliki pengaruh yang cukup segnifikan dalam
perkembangan wilayah Islam di Asia, Afrika, dan Eropa. Bangsa Turki memiliki
peran yang sangat penting dalam pekembangan Peradaban Islam. Peran paling
penting telihat pada birokrasi pemerintahan yang bekerja untuk para Kholifah
Bani Abbasiah. Kemudian mereka membangun kekuasaan sendiri yang independen, tetapi
masih tetap loyal kepada Kholifah Bani Abbasiah.
Setelah hancurnya Bani Abbasiah ditangan
bangsa Monggol, orang orang Turki semakin mempertegas indepandensi
(kemandirian) mereka dalam membangun kekuasaan sendiri, seperti yang dilakukan
oleh Turki Usmani (1281-1924 M).
Diantara Negara muslim, Turki Usmani yang
dapat mendirikan kerajaan paling besar serta paling lama berkuasa. Pada masa
Sultan Usman, orang Turki bukan hanya merebut Negara-negara Arab, tetapi juga
seluruh daerah antara Kaukasus dan kota Wina. Dari Istambul mereka menguasai
daerah daerah disekitar laut tengah dan berabad-abad lamanya Turki merupakan
factor penting dalam perhitungan ahli ahli politik di Eropa barat. Dinasti Turki
Usmani merupakan kehalifahan Islam yang mempunyai pengaruh besar dalam Peradaban
Islam di Dunia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah
sejarah terbentuknya kerajaan Turki Usmani?
2. Bagaimanakah
Peradaban Turki Usmani?
3. Apakah
sebab kemunduran kerajaan Turki Usmani?
C. TUJUAN
1. Mengetahui
sejarah terbentuknya kerajaan Turki Usmani
2. Mengetahui
Peradaban Turki Usmani
3. Mengetahui
sebab kemunduran kerajaan Turki Usmani
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN USMANI
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki
dari Kabilah Oghus yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina.
Dalam jangka waktu kira kira tiga Abad, mereka pindah ke Turkistan kemudian
Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad ke Sembilan atau kesepuluh,
ketika mereka menetap di Asia tengah[1].
Dibawah tekanan serangan Mongol pada abad ke-13,
mereka melarikan diri ke daerah barat dan mencarai tempat pengungsian ditengah
tengah saudara mereka yaitu orang orang Turki Saljuk, didaratan tinggi Asia
Kecil.
Pada tahun 1300 M, bangsa mongol menyerang
kerajaan saljuk dan sultan Allaudin terbunuh. Kerajaan saljuk ini kemudian
terpecah belah dalam berbagai kerajaan kecil. Usmani kemudian menyatakan
kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak itulah
kerajaan Usmani dinyatakan berdiri[2].
Penguasa pertama yaitu Usman yang disebut
sebagai Usman I. setelah Usman I mengumunkan dirinya sebagai Padisyah Al-Usman
(raja besar keluarga usman) tahun 699 H (1300 M) setapak demi setapak kerajaan
dapat diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan Bozantium dan menaklukan
kota Broessa (1317 M), kemudian tahun 1326 M Broessa dijadikan ibukota kerjaan
Turki Usmani.
Pada masa pemerintahan Orkhan (1326-1359 M)
Turki Usmani dapat menaklukan Azumia (1327 M), Tasasyani (1330 M), Uskandar
(1328 M), Ankara (1354 M), Gallipoli (1356 M).daerah ini adalah daerah Eropa
yang pertama kali diduduki kerajaan Usmani[3].
Turki usmani mencapai kegemilanganya pada
saat menaklukan pusat peradaban dan pusat agama Nasrani di Bizantium, yaitu
Konstantinopel. Turki Usmani yang dipimpin Muhammad Al Fatih (1451-1484 M)
menaklukan konstantinopel pada tahun 1454 M. terbukanya konstantinopel
mempermudahkan Turki Usmani memperluas wilayah ke benua Eropa bagian timur bahkan
hingga ke kota Wina Austria[4].
M. Al Fatih lalu digantikan oleh Sultan
Salim I (1512-1520 M), ia mengalihkan perluasan wilayah dari wilayah timur
menuju Persia, Syria, dan dinasti mamalik di Mesir. Usaha sultan diteruskan dan
dikembangkan oleh Sultan Sulaiman Al Qonuni (1520-1566 M). al Qonuni berhasil
menaklukan Irak, Belgrado, Budhapes, Yaman dan kota kota kecil lainya hingga
hongaria dan Rumania.
Setelah sultan Sulaiman meninggal dunia,
terjadilah perebutan kekuasaan antara putra-putranya, yang menyebabkan kerajaan
Turki Usmani mundur. Akan tetapi, meskipun mengalami kemunduran, tetapi
kerajaan ini masih dipandang sebagai Negara yang kuat , terutama dibidang
militernya.
Kerajaan Turki Usmani pada abad 16. Ketika
dinasti Turki Usmani mencapai kejayaanya sehinga daerah kekuasaannya membentang
dari selat Persia di Asia sampai ke pintu gerbang kota Wina Austria di Eropa
dan dari laut Gaspienne di Asia hingga ke Aljazair di Afrika barat[5].
Kemajuan dan perkembangan kerajaan Turki
Usmani yang demikan luas dan berlangsung dengan cepat itu diikuti pula oleh kemajuan
dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam aspek peradabanya. Dan perlu
diketahui bahwa sejarah berdirinya kerajaan Turki Usmani ini tidak jauh beda
dengan sejarah kemerdekaan Negara Indonesia, yang mana berdirinya dikarenakan
kekalahan belanda dari sekutu.
B. PENAKLUKKAN KONSTANTINOPEL
Konstantinopel adalah ibu kota bizantium
dan merupakan pusat agama Kristen. Ibu kota bizantium itu akirnya dapat
ditaklukkan oleh pasukan islam dibawah Turki Usmani pada masa pemerintahan
Sultan Muhammad II yang bergelar Al Fatih (sang penakluk). Telah berkali kali
pasukan muslimin sejak bani Umayah berusaha menaklukkan konstantinopel, tapi
selalu gagal dikarenakan kokohnya benteng kota tua itu . baru tahun1453 kota
itu dapat ditaklukkan.
Sultan mempersiapkan penaklukkan terhadap
kota itu dengan penuh keseriusan, dipelajari penyebab kegagalan dalam
penaklukkan sebelumnya. Konstantinopel akirnya dapat dikepung dari segala
penjuru oleh pasukan Sultan Muhammad II yang berjumlah kira kira 250.000
dibawah pimpinan Sultan sendiri. Kaisar Bizantium meminta bantuan kepada paus
di Romadan raja raja Kristen di Eropa, tapi tampa hasil, bahkan dicemooh oleh
rakyatnya sendiri karena dianggap merendahkan martabatnya sendiri. Raja raja
Eropa tidak ingin membantunya dikarenakan masih dalam perselisihan yang belum
terselesaikan. Hanya pasukan Vinicia yang ingin membantu karena memiliki
kepentingan dagang diwilayah Usmani. Dengan terkepungnya bizantium selama 53
hari, meriam meriam Turki dimuntahkan
kearah kota dan menghancurkan benteng dan dinding dindingnya sehinga
Konstantinopel menyerah pada tanggal 28 Mei 1453[6].
Dalam pertempuran itu kaisar konstantinopel
mati terbunuh, dan Konstantinopel jatuh ke tangan Sultan. Sultan memasuki kota,
kemudian menganti nama Konstantinopel menjadi Istambul, dan menjadikan sebagai
ibu kota. Sultan mengubah gereja Aya Shopia menjadi Masjid, dan disamping itu
sultan membangun masjid dengan nama Muhammad sebagai peringatan bagi
keberhasilannya dalam menaklukkan kota Konstantinopel.
Dengan jatuhnya Konstantinopel, pengaruhnya
saangat besar bagi Turki Usmani. Konstantinopel adalah pusat kerajaan Bizantium
yang menyimpan banyak ilmu pengetahuan dan menjadi pusat agama islam Ortodoks.
Semuanya itu diwariskan kepada Usmani. Dan segi letak kota itu sangat strategis
karena menghubungkan dua benua secara langsung, Eropa dan Asia. Penaklukan itu
memudahkan pelebaran wilayah dari Asia ke Eropa.
C. PERADABAN ISLAM DI TURKI
Sejak masa Usman bin Artaghol (1299-1326
M), yang dianggap pembina pertama kerajaan Turki Usmani ini dengan nama
Imperium Ottoman, timbullah kemajuan dalam berbagai bidang agama islam. Turki
membawa pengaruh yang cukup baik dalam bidang peluasan agama islam ke Eropa,
kemanjuan lainya antara lain dalam bidang militer dan pemerintahan, ilmu
pengetahuan dan budaya, serta dalam bidang keagamaan. Dan perkembangan Turki
cukup berpengaruh dalam peradaban islam, dengan corak peradaban yang khas.
Pengarauh budaya tersebut sampai ke berbagai wilayah Turki Usmani yang
wilayahnya begitu luas dalam dunia Islam[7].
1.
Bidang Militer
dan Perluasan Wilayah
Dengan adanya kondisi objektif yang
dihadapi Turki Usmani, para pemimpin mewujudkan Negara yang berdasarkan sistem dan prinsip
kemeliteran. Pecahnya perang dengan Bizantium misalnya mengilhami khalifah
Orkhan untuk mendirikan pusat pendidikan dan pelatihan militer sehingga
terbentuklah sebuah kesatuan militer yang disebut Yeniseri atau Inkisariyah
(Arab), yaitu organisasi militer baru, yakni jajaran elit militer
Turki yang mayoritas anggotanya terdiri dari kelompok muda Sufi dan para pemuda
Kristen yang telah memeluk islam.
Kebijakan militer ini lebih dikembangkan
oleh pengganti Orkhan, yaitu Murad dengan membentuk sejumlah Korps
atau cabang-cabang Yenisari. Dengan demikian militer Yenisari ini
berhasil mengubah Negara Utsmani yang baru lahir menjadi mesin perang yang
paling kuat, dan memberikan dorongan sangat besar bagi penaklukan negeri-negeri
non Muslim Dari antara 37 penguasa
yang memimpin Turki Usmani, Sultan Muhammad II pantas untuk menyandang gelar al-Fatih
(sang penakluk) atas keberhasilannya menaklukan kekuatan terakhir
imperium Romawi Timur yang berpusat di kota Konstantinopel pada tahun 1453.
2. Bidang Pemerintahan
Sultan merupakan penguasa tertinggi
selama pemerintahan Turki Usmani, baik dalam bidang agama, politik,
pemerintahan bahkan masalah-masalah perekonomian. Orang kedua yang berkuasa
adalah wazir besar. Ia adalah ketua badan penasehat kesultanan yang membawahi
semua wazir dan amir. Sebagai simbol
kekuasaannya, ia diangkat sebagai wakil sultan.
3. Bidang Agama dan Budaya
Agama dalam
tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan
politik. Masyarakat di golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat
terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Oleh
karena itru, ajaran ajaran thorikot berkembang dan juga mengalami kemajuan di
Turki Usmani. Para Mufti menjadi pejabat tertinggi dalam urusan agama dan
beliau mempunyai wewenang dalam memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan
yang terjadi dalam masyarakat. Kemajuan-kemajuan yang diperoleh kerajaan Turki
Usmani tersebut tidak terlepas daripada
kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, antara lain:
1.
Mereka
adalah bangsa yang penuh semangat, berjiwa besar dan giat.
2.
Mereka
memiliki kekuatan militer yang besar.
3. Mereka menghuni tempat yang sangat strategis, yaitu Constantinopel
yang berada pada tititk temu antara Asia dan Eropa.
Disamping itu
keberanian, ketangguhan dan kepandaian taktik yang dilakukan olah para penguasa
Turki Usmani sangatlah baik, serta terjalinnya hubungan yang baik dengan rakyat
kecil, sehingga hal ini pun juga mendukung dalam memajukan dan mempertahankan
kerajaan Turki Usmani.
Kebudayaan Turki merupakan perpaduan
antara kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia
mereka banyak menerima ajaran-ajaran tentang etika dan tata karma dalam kehidupan istana.
Dan dari kebudayaan Bizantium mereka banyak menerima tentang organisasi pemerintahan
dan prinsip-prinsip kemeliteran. Sedangkan dari kebudayaan Arab,
mereka mendapatkan ajaran tentang prinsip ekonomi, kemasyarakatan dan ilmu
pengetahuan.
Tentang kebudayaan di Turki yang paling
menonjol adalah arsitektur dalam pembangunan masjid dengan seni yang indah,
seperti masjid Muhammad al-Fatih, masjid Agung Sulaiman,
masjid Abu Ayub al-Anshori dan masjid Aya Shopia yang asalnya
adalah gereja
St. Sophia merupakan peninggalan arsitektur Usmani yang sangat
dikagumi dunia sampai saat ini.
4.
Bidang Ilmu Pengetahuan
Peradaban turki usmani
merupakan perpaduan bermacam macam peradaban, diantaranya peradaban Persia,
Bizantium, dan arab. Dari peradaban Persia mereka banyak mengambil ajran ajaran
tentang etika dan tata karma dalam istana raja raja. Organisasi pemerintahan
dan milter banyak mereka serap dari Bizantium. Sedangkan ajaran tentang prinsip
prinsip ekonomi, sosial, kemasyarakatan dan keilmuan mereka terima dari orang
orang turki Usmani sendiri
Dalam bidang Ilmu Pengetahuan di Turki
Usmani tidak begitu menonjol
karena mereka lebih memfokuskan pada kegiatan militernya, sehingga dalam khasanah Intelektual
Islam tidak ada Ilmuan yang terkemuka dari Turki Usmani.
D.
KEMUNDURAN TURKI USMANI
Kemunduran
Turki Usmani terjadi setelah wafatnya Sulaiman Al-Qonuni. Hal ini disebabkan
karena banyaknya kekacauan yang terjadi setelah Sultan Sulaiman meninggal
diantaranya perebutan kekuasaan antara putera beliau sendiri. Para pengganti
Sulaiman sebagian besar orang yang lemah dan mempunyai sifat dan kepribadian
yang buruk. Juga karena melemahnya semangat perjuangan prajurit Usmani yang
mengakibatkan kekalahan dalam mengahadapi beberapa peperangan. Ekonomi semakin
memburuk dan sistem
pemerintahan tidak berjalan semestinya. Selain faktor diatas, ada juga faktor-faktor
yang menyebabkan kerajaan Usmani mengalami kemunduran, diantaranya adalah[8] :
1.
Wilayah Kekuasaan yang
Sangat Luas
Perluasan wilayah yang begitu cepat yang
terjadi pada kerajaan Usmani, menyebabkan pemerintahan merasa kesulitan dalam
melakukan administrasi pemerintahan, terutama pasca pemerintahan Sultan
Sulaiman. Sehingga administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres.
Tampaknya penguasa Turki Usmani hanya mengadakan ekspansi, tanpa mengabaikan
penataan sistem pemerintahan. Hal ini menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh
dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian berusaha melepaskan diri.
2.
Heterogenitas Penduduk
Sebagai kerajaan besar, yang merupakan
hasil ekspansi dari berbagai kerajaan, mencakup Asia kecil, Armenia, Irak,
Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi heterogenitas penduduk.
Dari banyaknya dan beragamnya penduduk, maka jelaslah administrasi yang
dibutuhkan juga harus memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akan
tetapi kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak memiliki administrasi pemerintahan
yang bagus di tambah lagi dengan pemimpin- pemimpin yang berkuasa sangat lemah
dan mempunyai perangai yang jelek.
3.
Kelemahan para Penguasa
Setelah sultan Sulaiman wafat, maka
terjadilah pergantian penguasa. Penguasa- penguasa tersebut memiliki
kepribadian dan kepemimpinan yang lemah akibatnya pemerintahan menjadi kacau
dan susah teratasi.
4.
Budaya Pungli
Budaya ini telah meraja lela yang
mengakibatkan dekadensi moral terutama dikalangan pejabat yang sedang
memperebutkan kekuasaan (jabatan).
5.
Pemberontakan Tentara Jenissari
Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1525 M,
1632 M, 1727 M dan 1826 M. Pada masa belakangan pihak Jenissari tidak lagi menerapkan prinsip seleksi dan prestasi,
keberadaannya didominasi oleh keturunan dan golongan tertentu yang
mengakibatkan adanya pemberontakan-pemberontakan.
6.
Merosotnya Ekonomi
Akibat peperangan yang terjadi secara
terus menerus maka biaya pun semakin membengkak, sementara belanja negara pun
sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan Turki pun merosot.
7.
Terjadinya Stagnasi
dalam Lapangan Ilmu dan Teknologi
Ilmu dan Teknologi selalu berjalan
beriringan sehingga keduanya sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Keraajan usmani
kurang berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini karena hanya
mengutamakan pengembangan militernya. Kemajuan militer yang tidak diimbangi
dengan kemajuan ilmu dan teknologi menyebabkan kerajaan Usmani tidak sanggup
menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.
Karena factor
factor tersebut, Turki Usmani menjadi lemah dan kemudian mengalami kemunduran
dalam berbagai bidang. Pada periode selanjutnya dimasa modern, kelemahan
kerajaan Usmani ini menyebabkan kekuatan eropa tanpa segan segan menjajah dan
menduduki daerah daerah muslim yang dulunya berada dibawah kekuasaan kerajaan
Usmani, terutama di Timur Tengah dan Afrika Utara[9].
Kemudian kemunduran
Kerajaan Turki Usmani dimulai juga
saat terjadinya perjanjian Carltouiz, 26 Januari 1699 M antara Turki Usmani
dengan Australia, Rusia, Polandia,
Vanesia, dan Inggris, isi perjanjian tersebut diantaranya adalah Australia dan
Turki terikat perjanjian selama 25 tahun, yang mengatakan seluruh Honigaria
(yang merupakan wilayah kekuasaan Turki) kecuali Traslvonia dan kota barat,
diserahkan sepenuhnya pada Australia. Sementara wilayah camanik dan Podolia
diserahkan kepada polandia. Rusia memperoleh wilayah-wilayah disekitar laur
Azov. Sementara itu Venesia dengan diserahkannya Athena kepada Turki menjadi
penguasa di seluruh Valmartia dan Maria, dengan demikian perjanjian Carltouiz
ini melumpuhkan Turki Usmani menjadi negara yang kecil. Perjanjian itu
terlaksana setahun kemudian[10].
BAB III
ANALISIS
A.
Segi Sejarah
Kerajaan Usmani berasal dari Turki yang bertempat
tinggal di Mongol kemudian pindah ke Persia dan Irak. Sewaktu irak di serang
oleh Monggol, kerajaan Usmani pindah ke daerah Turki Saljuk. Sultan Saljuk
memberikan hadiah kepada Usmani sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan
dengan Bizantium. Ketika bangsa Mongol menyerang Saljuk, sultan Saljuk
terbunuh, kemudian seketika itu kerajaan Usmani memerdekakan diri dan berkuasa
penuh atas daerah yang didudukinya, dan sejak itulah kerajaan Usmani Turki
dinyatakan berdiri.
Pemimpin pertama adalah Usman, setapak demi setapak
wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Disertai pembinaan kemiliteranya, sehingga
wilayah kekuasaanya mencapai Asia, Eropa dan Afrika.
B.
Segi Ekonomi
Sebenarnya modal ekonomi terbesar dari wilyah Turki
Usmani adalah kota Istambul yang dahulunya adalah konstantinopel, istambul ini
berada pada dipersimpangan Eropa, Asia dan Afrika, wilayah istambul adalah
wilayah salah satu pusat perdagangan dunia. Penaklukan wilayah sekitar istambul
memperlancar jalan perdagangan.
Muhammad al Qonuni lah yang memerintahkan para
penduduknya untuk meningkatkan kerajinan tangan dan juga mengumpulkan para
pedagang untuk bertempat tinggal di Istambul. Dia juga mendorong pedagang Yahudi dari Eropa untuk bermigrasi ke
Istanbul dan mendirikan bisnis di sana. Prinsip prinsip ekonomi yang mereka
miliki menjadikan perekonomian Turki Usmani menjadi lancar.
C.
Segi Politik
atau Kekuasaan
Turki Usmani atau Ottoman adalah diantara Negara
muslim yang dapat mendirikan kerajaan yang paling besar serta paling lama
berkuasa. Kerajaan turki Usmani dapat melakukan penaklukan dengan cepat dan
luas pada masa masa pertama dikarenakan para pemimpin yang kuat dan unggul
dalam bidang politiknya, juga didukung dengan kekuatan militer yang solid.
Keberhasilan Turki Usmani memperluas wilayahnya dibarengi
dengan terciptanya jaringan pemerintahan yang teratur. Dalam struktur
pemerintahannya yaitu:
1.
Sultan
2.
Perdana Menteri
(shadr al a’zham)
3.
Gubernur (pasya)
4.
Bupati (al
alawiyah)
Untuk
mengatur urusan pemerintahan Negara pada masa sultan Sulaiman Al Qonuni
disusunlah sebuah undang undang, yang diberi nama Multaqa Al Abhur yang menjadi
pegangan hokum bagi kerajaan Turki Usmani.
Penguasa dinasti Usmani di Turki mencapai 41 sultan
dari tahun 1281 sampai tahun 1924, daftar penguasa atau pemimpin di dinasti
Usmani bisa disebut paling banyak diantara penguasa pada dinasti lainya.
D.
Segi Agama
Didalam kerajaan Turki Usmani, Ulama memiliki peranan
penting sebagai penjabat urusan Agama dan berwenang memberikan Fatwa terhadap
problem dalam masyarakat. Kehidupan tarekat yang berkembang yaitu tarekat
Bektasyi dan tarekat Maulawi.
Dalam masalah mahzab, Turki Usmani sangat fanatic dengan satu mahzab dan
menekan mahzab lainya. Akibat dari fanatic keagamaan yang beerlebihan inilah
yang menjadikan ijtihat tidak berkembang di Turki Usmani.
BAB
IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dinasti usmani di turki merupakan kerajaan islam yang
berkuasa cukup lama hampir 7 abad lamanya (1290-1924) dan merupakan kerajaan
besar. Kerajaan usmani didirikan oleh sultan usman I. dinasti turki mengalami
kemajuan dalam berbagai bidang terutama dalam penyebaran agama islam dan
perluasan wilayah kekuasaanya meliputi tiga benua asia, afrika dan eropa.
Peradaban islam diturki mengalami kemajuan antara lain
di bidang kemiliterandan pemerintahan, dimana pemerintahan dan militer sangat
kuat. Dari segi budaya,, aarsitek banguna dan sastra berhasil. Dan dalam bidang
ke agamaan, suasana islam sangat kental hingga fanatic yang berlebihan. Ada pun
dalam bidang ilmu pengetahuan, turki usmani tidak mengalami kemajuan yang
berarti.
Turki usmani yang pernah Berjaya sebagai kehalifahan
terahir di dalam dunia islam, ahirnya mengalamii kemunduran karena beberapa
factor yang menterbelakanginya. Walau pun demikian kebesaran yang peranah
dialami turki usmani telah membawa pengaruh besar dalam dunia peradaban
khususnya dalam dunia perdaban. Walau pun ahirnya wilayah turki usmani menjadi
kecil dikarenakan perjanjian berisi tentang pembagian wilayah, antara turki
usmani dengan dengan Australia, Rusia,
Polandia, Vanesia, dan Inggris.
B. SARAN
Pada penulisan makalah ini yang kami susun pastilah banyak kekurangan
baik yang disengaja maupun tidak, karena manusia tidak akan luput dari
kesalahan oleh karena itulah kritik dan saran yang mambangun dari pembaca
sangat diharapkan demi terciptanya suasana yang lebih baik.
DFTAR PUSTAKA
Syafik A. Mughni. 1978. Sejarah Kebudayaan Islam
diTurki. Jakarta: Logos.
Badri Yatim. 1998. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:
Ichtiar Baru Van Hoeve.
Samsul A. Munir. 2009. Sejarah Peradaban Islam.
Jakarta: Amzah.
www.wikipedia.org/kemunduran turki usmani/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar