BAB
I
PEMBAHASAN
A. India
Sebelum Penaklukan Islam dan Negara-Negara Eropa
India memiliki kesatuan geografis yang
fundamental, tapi tak pernah mengenal kesatuan politik yang riil. Penuh dengan
bebagai golongan, menyebabkannya tak mampu menolak serangan-serangan. Penuh
dengan beragam ras dan tiap ras ini tidak bercampur-baur, tetap berpisah.
Terpisah oleh keturunan, bahasa, kebudayaan, dan juga kepercayaan. Mereka
jarang atau bahkan tidak pernah bergaul dengan golongan lain kecuali memang ada
kepentingan yang formal.
India luas dan juga berpenduduk padat
seperti Eropa dan Tiongkok. Tapi, tidak memiliki kesatuan kebangsaan seperti
Tiongkok, dan tidak pula seperti Eropa yang punya kebangsaan khusus yang
berbeda-beda. India berada dalam bentuk masyarakat atau kebangsaan yang kabur, keadaan yang tidak stabil, yang
berakibat mereka tak pernah berhasil mengambil kongklusi yang logis.India
diinvasi oleh Arya mulai tahun 1500 s.M. orang arya adalah satu bangsa berkulit
putih satu keturunan uga dengan kita. Mereka berangkat dari sentral Asia,
melintasi barat laut, satu-satunya jalan yang memungkinkan sampai ke India
karena dimana-mana terhalang oleh dinding-dinding pegunungan Himalaya. Kemudian
bangsa Arya menaklukkan bangsa asli yaitu bangsa Dravida, dan memerintah di sana.
Penaklukan ini sebenarnya tidak merata, yang terbanyak pada daerah barat laut
yang memiliki semangat pengembaraan yang besar. Sedangkan dibagian Utara daerah
pegunungan yang luas dan berhutan lebat masih ditempati penduduk asli. Didaerah
selatan, sedikit sekali dimasuki bangsa Arya.
Oleh sebab
itu pula umumnya bangsa Arya termasuk bangsa bangsa yang sedikit jumlahnya.
Takut akan kalah dari penduduk Asli yaitu bangsa Dravida, untuk menjaga
eksistensi dan supremasi mereka dibidang politik dan rasial murni, maka mereka
membentuk sistem keturunan menurut
kasta yang sampai sekarang masih menjadi dasar kehidupan di India. Kasta ini
mula-mulanya menurut “garis warna” kemudian diperkuat lagi oleh agama dan
sedikit undang-undang. Garis besarnya masyarakat dibagi menjadi 3 golongan
yaitu: golongan Brahmana (pendeta-pendeta), golongan ksatria (tentara), dan
golongan sudra (pekerja). Bangsa Arya menempati dua golongan atas sedangkan
golongan sudra khusus untuk bangsa Dravida.
Karena adanya
pembagian masyarakat berdasarkan kasta ini, masyarakat terpisah-pisah oleh
bermacam-macam aturan dan hukum agama, yang tabu. Perkawinan campuran, makan
minum bersama-sama dianggap perbuatan najis.pelanggaran terhadap larangan
tersebut dihukum dengan hukuman berat, keluar dari kasta. Itu berarti
diturunkan derajatnya, lebih rendah dari kasta sudra, yaitu kasta paria atau
manusia tanpa kasta. Mereka dipaksa bekerja dengan pekerjaan yang menjijikkan
sebagai pelajaran mereka tidak memiliki hak hukum sekalipun mereka setingkat
dengan golongan sudra.
Jadi corak masyarakat india tidak ditentukan
oleh undang-undang yang formal melainkan oleh undang-undang upacara keagamaan.
Dan agama brahmana merupakan undang-undang masyarakat. Hal ini menimbulkan
berbagai akibat yang besar. Pembagian kasta dilihat dari sudut “garis warna” merupakan hal yang kabur.
Meskipun ada larangan-larangan tetapi banyak atau sedikit lambat laun terjadi
percampuran darah antara golongan Brahmana dan golongan Dravida.
Dalam bidang masyarakat, sistem kasta
berjalan menurut ketentuan-ketentuannya sendiri. Ketiga kasta besar diatas
terbagi-bagi lagi menjadi ratusan bahkan ribuan sub-kasta. Sub-kasta ini juga
merupakan golongan-golongan yang terpisah, yang menyebabkan India benar-benar
terpecah kedalam kelompok masyarakat yang sekecil-kecilnya. Akibatnya kerja
sama dan saling mengerti tidak mungkin sama sekali terjadi. Seorang pemuka
Inggris pernah berkata “Akibat mempertahankan-tipe-tipe manusia ini,
menyebabkan masyarakat India merupakan tumpukan serba macam hal, sampai ketingkat
yang serendah-rendahnya. Penduduk pada suatu daerah atau kota merupakan
kumpulan dari berbagai kebangsaan hamper berbagai macam jenis yang tiap-tiap
tipe itu mengharamkan makan, minum dan menikah satu sama lain. Dan
masing-masing kelompok mereka diperintah oleh komite yang mereka bentuk
masing-masing untuk mengatur urusan mereka. Akibatnya keakraban pergaulan hidup
secara fisik antara manusia, hampir serupa dengan pergaulan hidup hewan di
kebun binatang.
B. Penaklukan
India oleh Islam
Dengan keadaan masyarakat seperti
dijelaskan diatas. India pastinya Tidak akan mampu menghadapi invasi-invasi
dari luar. Penaklukan yang kuat oleh Islam, pemeluk Islam menyerang India,
segera setelah menyerbu persi.
Serangan permulaan itu hanya serangan pada perbatasan saja dan juga tidak
menimbulkan pengaruh yang begitu lama. Penaklukan pertama dipimpin oleh Mahmud
Al-Ghazni, seorang pangeran Afganistan pada tahun 1001 M.
Mahmud memasuki daerah barat laut, yang bernama Punjab. Islam menginjakkan
kakinya didaerah itu dengan kuat. Kemudian pemimpin-pemimpin Islam meluaskan
penakhlukanya kearah timur, akhirnya seluruh utara india menjadi daerah
kekuasaan islam.
Dua faktor penting yang dimiliki oleh
penakluk islam ini: mempunyai rasa kesatuan menantang “berhala” secara fanatic
dan melenyapkan beberapa kepercayaan agama serta menarik pemeluk-pemeluk agama
lain kedalam Islam. Hal yang bertentangan sekali dengan agama brahma ialah
doktrin Islam yang terkenal: semua orang mukmin bersaudara. Islam berhasil
menarik golongan kasta rendah dan golongan non kasta, yang karena perpindahan
agama itu mereka mendapat kedudukan yang sama dengan penakluk-penakluk Islam.
Inilah sebabnya mengapa kaum muslimin india sampai sekarang berjumlah 70 juta
orang, hampir seperlima penduduk india. Pemeluk-pemeluk islam india, bukan
berasal dari keturunan penakhluk-penakhluk Afghanistan, turki, arab dan parsi
saja,tetapi malahan berasal dari berjuta juta keturunan hindu yang pindah agama
masuk islam. Beberapa generasi lamanya, kaum
muslimin india terbatas kekuasaannya di india sebelah utara.
Pada permulaan abad ke XVI, pemimpin
besar barbar dari turko mongol. Barbar dan para penggantinya meneruskan
penjarahan kearah selatan,dan menjatuhkan india dari sudut politik, kesatuan
yang tak pernah ada sebelumnya. Tetapi penjarahan initidak kokoh benar. Kaum
brahmana, yang melihat kehancurannya, bangun menantang untuk kebangkitan kaum
hindu. Kekuasaan mongol menjadi lengah. Dan para permulaan abad ke 18 kerajaan
mongol runtuh. Tinggallah india dalam keadaan kacau, raja-raja berperang satu
sama lain, raja-raja pemeluk agama Islam melawan yang hindu, berperang mengenai
persoaalan agama, politik, dan kadang hanya karena mereka ingin menguasai satu
sama lain.
C. Penaklukan
India oleh Inggris
Dalam kekacauan di India, inggris muncul
untuk menguasai. Inggris mula-mula merupakan salah satu diantara bangsa
eropa-portugis, belanda dan perancis yang mendiami tempat-tempat kecil
sepanjang pantai India. Mereka ini tidak pernah memimpikan akan menaklukkan
India, ketika kerajaan mongol masih berkuasa. Hubungan Inggris dan India
mulanya hanyalah pada bidang perniagaan yang terkenal dengan: the east India
company. Tetapi tatkala terjadi kekacauan dalam negeri India, orang-orang eropa
lalu menguasai pemerintahan setempat, untuk melindungi pabrik-pabrik mereka.
Kemudian mereka tertarik oleh rencana-rencana yang lebih besar, akibat
kelemahan pemerintahan dalam negeri. Lambat laun inggris menggeser kedudukan
saingannya bangsa-bangsa eropa lain, dan berhasillah mereka menanamkan kakinya
dengan kokoh dibumi india. Inggris merupakan satu-satunya element yang stabil
ditengah kekacauan di india, maka tak boleh tidak inggris memperluas
kekuasaanya.mula-mula mereka melakukan ini karena terpaksa. Agak lama east
india company tetap melakukan usaha perniagaan semata. Kuntungan perniagaan
lebih diutamakan dari kekuasaan. Tetapi kemudian, inggris pindah dari bidang
perdagangan kepada pemerintahan yang penuh ambisi. Perubahan sikap ini,
menimbulkan kecemasan dikalangan bangsa india, yang menyebabkan meletusnya
pemberontakan berdarah tahun 1857.
Pemberontakan dipadamkan, east india
company dibubarkan dan india langsung dibawah kerajaan inggris, dan queen
victoria menobatkan dirinya sebagai maharani india.peristiwa ini tidak saja
memperkuat inggris dibidang kekuasaan politik, tapi juga terjadinya perembesan
pengaruh pengaruh barat dalam corak yang beraneka ragam. Jalan-jalan raja,
jalan-jalan kerereta api terusan-terusan dibuka,yang mempersatukan india, hal
yang belum pernah ada sebelumnya. Selesainya terusan suez, mempermudah hubungan
dengan eropa. Sementra itu pendidikan menurut eropa ikut mengembangkan ide-ide
barat.
Diatas negeri India yang berubah dengan cepat
ini berdirilah raja Inggris satu system pemerintahan yang unik dalam sejarah
dunia. Pemerintah yang dikendelikan oleh beberapa ratus orang yang mempunyai
keahlian dibidang administrasi Negara, dibantu sedikit tentara, memerintah
sejumlah manusia yang tak terkira banyaknya. Pemerintahan terang-terangan
merupakan pemerintahan patriarchal absolut, yang cocok dengan keadaan setempat,
tanggung jawab terhadap rakyat tidak lebih dari pemerintahan despot pribumi
yang disingkirkan. Tetapi pemerintahan berjalan baik. Dalam efisiensi kerja,
kejujuran, dan tanggung jawab dalam tugas pemerintahan india meungkin dapat
menjadi satu contoh yang terbaik dari pemerintahan absolut.yang belum pernah
disaksikan dunia. System yang mendatangkan keamanan india. Tidak ada lagi
system anak mas, taka da lagi dibedakan antara ras,kepercayaan dan
kata.akhirnya india merupakan satu kesatuan politik, yang belum pernah terdapat
selama ini. Dan untuk pertama kali dalam sejarah, india bersatu dibawah satu
pemerintahan, pemerintahan pax-britannica.
Walaupun demikian, kebajikan-kebajikan
pemerintahan inggris, membenihkan kekacauan pada masa depan.
Generasi demi generasi lahir, hidup
damai dalam satu ikatan saling kenal mengenal, melupakan segala derita masa
lalu. Mereka hanya melihat kekurangan bangsa eropa.dan dibalik segalanya itu,
mengenali dengan baik ide bernegara sendiri menurut system barat, kemerdekaan
dan kebangsaan. Di india, sebagaimana pula dimana mana di timur, karena rasa
tak puas, timbul gerakan untuk menantang pemerintah barat, dari tuntutan
moderat kepemerintahan otonomi menjadi tuntutan secara radikal, menuntut
merdeka sekarang juga!
Sampai perempat akhir abad ke-XIX
agitasi politik yang teratur terhadap raja inggris, benar-benar belum dikenal.
Disana sini ada protes-protes terhadap pemerintahan inggris, tetapi suara yang
bersifat perseorangan ini tidak mendapat sambutan masyarakat. Sebagian besar
rakyat india, terbelenggu oleh kebutuhan sehari-hari, menerima baik
pemerintahan yang tidak lebih absolut, dan yang jauh efisien disbanding dengan
raja-raja sebelumnya. Pada waktu itu, apa yang disebut nasionalisme india,
belum ada sama sekali.
Gejala pertama yang memperlihatkan
ketidak puasan secara teratur, timbul pembentukan dalam organisasi dalam
kongres nasionalisme india, tahun 1885. Nama kongres ini, memperlihatkan, bahwa
raja inggris yang mencakupi seluruh
india, telah menimbulkan suatu pendirian dan suatu tujuan bersama dengan
unsur-unsur yang berbeda-bda di india
. bagaimanapun juga, kongres yang baru lahir ini, belum mewakili opini
umum india, dalam arti yang sesungguhnya. Sebaliknya kongres ini mewakili hanya
segolongan kecil orang-orang yang berjabatan khusus wartawan-wartawan,
politikus-politikus, orang-orang yang telah mempelajari ide=ide barat dengan
baik. Metode pendidikan cara barat yang telah diperkenalkan inggris, membentuk kelompok akademisi India, mahir dalam bahasa
Inggris dan mengenal aliran-aliran barat. Kaum Akademisi modern ini yang merasa
puas dan percaya terhadap manfaatnya ide-ide dan ciptaan barat, tidak merasa
puas dengan serba macam aspek yang tumbuh dalam masyarakat india.
Usaha pertama
yang mereka lakukan, tidak banyak ditunjukkan kebidang politik, tetapi kebidang
sosial dan perombakan ekonomi, seperti meniadakan pernikahan anak-anak,
pernikahan janda-janda dan perluasan pendidikan.
Tetapi lambat
laun, perhatian terhadap masalah politik menonjol kedepan. Pengetahuan luas
tentang sejaran dan falsafah politik Inggris, menyebabkan para intelek india
merasa tidak adanya sama sekali pemerintahan sendiri dan ingin memberikan
kepada India kebaika-kebaikan kemerdekan, yang begitu dihargakan oleh
pemerintah inggris. Dengan segera, muncullah surat-surat kabar kebangsaan,
menyebarkan gagasan-gagasan baru, mengobar-ngobarkan rasa bersatu dikalangan
kaum intelek dan membentuk suatu opini umum yang sehat. Mendekati abab XIX,
kaum akademisi India mengajukan tuntutan-tuntutan dengan terang-terang,
mengadakan agitasi menuntut hal-hal yang baru dalam bidang politik seperti
dewan-dewan perwakilan, hak-hak lebih luas untuk mengontrol pajak dan kekuasaan
kekuasaan eksekutif. Dan memberikan seluas-luasnya kepada orang India,
kesempatan-kesempatan untuk menduduki kedudukan-kedudukan pemerintah.
Pada akhir abad ke XIX rasa
ketidakpuasan di India hanyya sebatas disuarakan oleh segolongan kecul kaum
akademisi yang berpendidikan barat. Walaupun mereka menamakan dirinya sebagai
kaum nasionalis, namun mereka tidak dapat disebut “nasionalis” sebenarnya.
Dengan tujuan sebenarnya mereka untuk merubah cara-cara hidup bangsa India menurut
cara-cara barat termasuk berpemerintahan sendiri secara berangsur-angsur
dibawah pemerintahan Inggris
D. Munculnya Nasionalisme di India
Akhir abad ke
XIX akhirnya mulai muncul rasa nasionalisme sejati. Kaum terpelajar menggali
buku-buku lama dan kitab-kitab suci. Golongan hindu yang progresif seperti aria
somaj memberi restu keagamaan. Element-element lain menggabungkan diri kepada
kelompok kecil golongan akademisi yang berkependidikan barat. Mereka tidak
memikirkan pembaharuan disana-sini menurut model barat, tapi mereka menghendaki
India baru India yang menjadi muda kembali kekejayaan, india yang dapat
menentukan nasibnya sendiri dengan caranya sendiri.
Pencetus
gerakan kebangsaan ini muncul dan dibangun oleh kaum hindu. Kaum muslimin
memperhatikan kajadian ini dengan rasa curiga dan rasa permusuhan. Prasangka
kaum muslimin ini wajar. Kembali ke weda! Adalah semboyan perjuangan mereka.
Dan hal ini membuat mereka mengenang masa lampau, termasuk faham brahma yang
agresif. Berabad-abad lamanya kaum muslimin dan kaum hindu dipisahkan oleh
sebuah cadar oleh sikap netral yaitu pemerintahan Inggris, tapi sejak munculnya
pemberontakan dan rasa nasionalisme India cadar itu mulai koyak. Dari
kaum kebangsaan diteriakkan slogan tantangan “Bande Mataram” Kaum muslimin melihat dirinya terancam oleh sikap
permusuhan orang hindu. Kaum muslimin bukan menyukai pemerintahan Inggris tapi
mereka membenci kaum hindu. Kaum
muslimin melihat raja Inggris bisa menjadi benteng mereka untuk menjaga dirinya
dari ancaman musuh.
Beberapa kasta dari lapisan bawah dan
paria mulai kuatir. Apabila India merdeka atau memperoleh pemerintahan sendiri,
akan berulang kembali pemerintahan model brahma, yang kejam, dan menyebakan
mereka kehilangan seluruh kebaikan yang telah mereka peroleh selama dibawah
pemerintahan Inggris. Karena itulah gerakan kebangsaan India awalnya berdiri
sebagai persekutuan kaum brahma dan kaum akademisi didikan barat.
Maka dikobarkanlah cita-cita kebangsaan
yang dimotori oleh semangat keagamaan. Dengan segera muncullah sifat
kefanatikan pada gerakan nasionalis, maka lahirlah perasaan kebencian yang
sangat terhadap orang-orang barat. Lalu mereka menyalakan api propaganda
sehingga menggoncangkan India. Pemimpin propaganda pembangkit semangat agitasi
ini adalah Bal Gangadahr Tilak yang selanjutnya dijuluki “Bapak Kekacauan
India”. Dia adalah seorang orator besar yang pidatonya membekas kedalam lubuk
hati pendengarnya. Surat kabar “Yugantar” terbit dikalkutta, menghembuskan hawa panas kebencian dan
kemarahan kepada orang barat dan mendorong rakyat banyak untuk membenci,
membunuh dan memberontak. Hal ini segera membawa perubahan kepada India,
timbullah kekacauan-kekacauan, pembunuhan dan penganiayaan terhadap orang-orang
Inggris.
Isi dari Yugantar sangatlah keras
seperti berikut: “Revolusi dengan tegas, adalah jalan satu-satunya yang memberi
kemampuan kepada bangsa-bangsa yang diperbudak untuk mempertahankan dirinya dan
menyelamatkannya dari kehancuran. Kalau kiranya engkau tidak mampu membuktikan
kejantananmu selama hidup, engkau harus sanggup mati sebagai seorang lelaki.
Orang-orang asing dating dan mereka tentukan bagaimana kau harus hidup. Tetapi
bagaimana engkau mati sama sekali tergantung padamu sendiri” hendaklah
tiap-tiap rumah tangga mempersiapkan diri untuk revolusi umum! Ekuatan polisi
dan tentara takkan mampu berhadapan denga samudra revolusi. Pejuang revolusi
boleh ditangkap dan dibunuh tapi ribuan lagi akan tampil kedepan untuk
menggantikan tempatnya. Jangan gentar! Dengan darah pahlawan bumi hindu akan
tetap subur. Jangan putus asa! Kita tidak kekurangan pahlawan. Kita tidak
kekurangan uang! Kebahagiaan menunggu kamu! Sedikit saja kamu lontarkan sinar
kebencian terhadap musuh, sudah cukup untuk membuat hatinya gemetar. Gemuruh
kepanikan telah memenuhi angkasa raya. Berenanglah dengan semangat baru dalam
lautan darah!” Soal pembunuhan lah yang sangat ditonjolkan disini
Reaksi bangsa barat terhadap
pemberontakan dan pembunuhan-pembunuhan yang terjadi ialah bertindak tegas
untuk memadamkannya. Surat-surat kebangsaan dihanguskan, pemimpin-pemimpin
kekacauan dipenjarakan dan dihukum mati. Para penguasa(orang Inggris)
melaksanakan hukuman dengan menjalankan hukuman pidana yang kejam. Demikian
marahnya orang eropa, akibat pembunuhan-pembunuhan yang diperbuat oleh kaum
nasionalis, mendorong kebanyakan orang Inggris menntut dengan keras, menarik
kembali fasilitas-fasilitas politik, membatasi pengajaran bentuk barat selama
ini dan mengganti cara pemerintahannya dengan tangan besi.
E. Munculnya
ide “non-cooperation”
Sadar bahwa pemberontakan senjata belum
mungkin diadakan, kaum ekstrim mencetuskan ide baru “Non-Coperation.
Non-cooperation adalah pemboikotan total terhadap segala yang bernama/berlabel
Inggris. Ide mereka tidak terbatas pada itu saja tetapi juga pemboikotan
terhadap pemilihan, sehingga tidak berhasil membentuk badan legislative. Para
hakim dan pengacara meninggalkan ruang siding, penduduk menolah membayar pajak,
kaum buruh mengadakan pemogokan, kaum dagang menolak menjual dan membeli
barang-barang keluaran Inggris, sementara murid-murid meninggalkan seklah dan
kuliah. Begitulah gambaran ide ini.
Maksud pemboikotan ini ialah supaya
Inggris mengalami nasib yang sama dengan kaum paria di India. Dengan demikian
pemerintah Inggris dan orang-orang inggris di India diasingkan sama sekali.
Pemerintah inggris dengan demikian tidak berdaya sama-sekali dan terpaksa
menyerah kepada tuntutan-tuntutankaum ekstrim untuk mendapatkan pemerintahan
sendiri yang sempurna. Inilah tujuan dari ide Non-Cooperation
Dan ide ini segera mendapatkan seorang
tokoh pemimpin yang cakap, seorang bernama M. K. Gandhi, yang telah terkenal
memiliki pribadi suci. Propaganda dari Gandhi pada intinya sebagai berikut :
“sungguh amat mengherankan dan amat menghinakan, bila sekelompok manusia kulit
putih yang tak lebih dari 100 ribu orang dapat menjajah 350 juta bangsa India.
Mereka mencapai ini diantaranya dengan kekerasan, tetapi lebih dari itu, mereka
mengadakan kerja sama dengan kita dengan seribu macam jalan. Yang membuat kita
makin lama makin takberdaya. Dan kian menggantungkan nasib pada mereka,
sepanjangmasa. Jangan percaya bahwa dewan legislatif, dengan mahkamah-mahkamah
pengadilan atau jabatan-jabatan pemerintahan, adalah merupakan kemerdekaan dan
kekuasaan yang sebenarnya. Semua adalah system-sistem yang licik. Inggris tak
mampu memerintah kita, hanya dengan kekuatan senjata saja. Maka mereka
pergunakan segala akal, mulia atau hina untuk memungkinkan mereka tetap
selamanya di India. Meeka mengincar kekayaan India yang bermilyar-milyar itu,
mereka memerlukan berjuta-juta tenaga bangsa India, untuk memuaskan nafsu
Imperialisme mereka. Bila kita tolak memberi bantuan kepada mereka dengan
manusia dan uang, ita pasti mencapai tujuan “swaraj”(pemerintahan sendiri),
persamaan dan sifat jantan!”
BAB II
ANALISIS
Negara
India sebelum masuknya Inggris dan Islam memiliki tatanan masyarakat yang
sangat kompleks. Mereka belum mengenal kesatuan politik yang jelas. Masyarakat
dikekang dengan berbagai aturan yang membedakan antara satu kelompok dengan
kelompok lain yang disebut sistem kasta. Secara garis besar system ini membagi
masyarakat kedalam 3 tingkatan yang pertama golongan Brahmana, golongan ini
merupakan tingkatan masyarakat teratas yang hampir keseluruhannya adalah bangsa
Arya, yang kedua yaitu golongan ksatria, dan yang ketiga adalah golongan sudra
yang hampir keseluruhan merupakan bangsa dravida (masyarakat pribumi India).
Pembagian
masyarakat dalam beberapa golongan inilah yang membuat India terpecah-belah dan
sangat sulit untuk depersatukan sehingga dengan mudah diinvasi oleh Negara
lain. Pada awal abad ke XI M Islam melakukan invasi ke India yang dipimpin oleh
Mahmud al-Ghazni. Islam memasuki India dari daerah barat laut yang bernama pundjab
dan meneruskan penaklukannya kearah timur. Islam dengan doktrin “semua orang
mukmin bersaudara” telah berhasil menarik perhatian golongan sudra dan golongan
non kasta untuk memeluk agama Islam.
Pada
masa ini India masih dalam keadaan kacau dikarenakan belum adanya kesatuan,
atau rasa kebersamaan dan pemerintahan yang mengatur. Para radja-rdja berperang
satu sama lain, mengenai/dikarenakan masalah agama, masalah politik, dan bahkan
hanya karna masalah kekuasaan/ kekayaan.
Dalam
kekacauan india ini, Inggris datang untuk menaklukkan India, mula-mulanya
Inggris di India hanya sebatas urusan perniagaan yang terkenal dengan “The East
India Company”. Dikarenakan banyaknya kekacauan di India Inggris berusaha
melindungi pabrik-pabrik mereka dengan cara menguasai menguasai pemerintah
setempat atau memerintah daerah setempat. Oleh karena rencana ini berhasil maka
Inggris mulai berencana utuk hal yang lebih besar yaitu menuasai seluruh India.
Dengan
kekuatan inggris saat itu dan karena India yang dalam keadaan kacau dan
terpecah belah Inggris dengan cepat mampu menguasai India dan menyingkirkan
Negara-negara Eropa lainnya. Sehingga menyebabkan pemberontakan berdarah tahun
1857. Pemberontakan ini masih belum terorganisir dengan baik dan tidak memiliki
persatuan antar golongan sehingga Inggris dapat memadamkan pemberontakan ini. East
India Company akhirnya dibubarkan karena Inggris sekarang memiliki tujuan yang
lebih besar dari pada hanya perniagaan. India langsung dibawah kerajaan
inggris, hal ini memperkuat Inggris dibidang kekuasaan politik dan munculnya
pengaruh budaya barat pada corak kehidupan di India. Ini merupakan system
pemerintahan yang sangat unik dalam sejarah. Pemerintahan yang dipimpin oleh
raja Inggris, hanya dikendalikan oleh beberapa ratus orang yang memiliki
keahlian dibidang administrasi Negara tapi bukan penduduk asli dan hanya
dibantu sedikit tentara telah berhasil
memerintah masyarakat yang begitu banyaknya. Tapi hebatnya pemerintahan ini
berjalan dengan baik dengan efisiensi kerja, kejujuran, dan tanggung jawab dalam
tugas pemerintahan india mungkin dapat menjadi satu contoh yang terbaik dari
pemerintahan absolut yang belum pernah disaksikan dunia. Sistem pemerintahan
yang mendatangkan keamanan india meskipun hanya untuk beberapa waktu.
Seperti
halnya di Negara-negara asia lainnya, pemerintahan barat menimbulkan ketidak
puasan dibeberapa golongan di India. Hal ini dipicu keinginan untuk memiliki
pemerintahan sendiri. Pemikiran seperti ini kebanyakan dimiliki oleh kaum
intelektual India yang telah mempelajari ide-ide barat. Pengetahuan luas tentang sejaran dan falsafah politik Inggris,
menyebabkan para intelektual india merasa tidak adanya sama sekali pemerintahan
sendiri dan ingin memberikan kepada India kebaika-kebaikan kemerdekan, yang
begitu dihargakan oleh pemerintah inggris. Tapi pemikiran ini bukan
merupakan sifat nasionali sejati, dikarenakan hal ini muncul karena
mengagung-agungkan ide barat.
Tapi
pada akhir abad ke 19 situasi berubah, nasionalisme sejati mulai muncul. Kaum
terpelajar mulai membuka dan mempelajari buku-buku lama dan kitab suci. Mereka
melihat kejayaan India masa lampau dan Ingin mengembalikan kejayaan itu pada
masa sekarang kepada India. Golongan hindu yang progresif memberi restu
keagmaannya. Dengan keyakinan ini berbagai golongan mulai banyak yang
menggabungkan diri. Kaum kebangsaan ini meneriakkan slogan tantangan “Bande
Mataram”. Gerakan kebangsaan ini dibangun atau dimunculkan oleh kaum hindu,
sehingga menimbulkan prasangka negatif kaum muslim, mereka merasa terancam
dengan kaum hindu yang berusaha memperoleh kemerdekaaan. Kaum muslimin merasa
raja Inggris merupakan tameng untuk menghadapi Hindu. Dikarenakan perbandingan
kekuatan muslim hanya 1:5 dengan hindu sehingga muslim menyatakan setia kepada
pemerintahan Inggris.
Maka
dikorbarkan cita-cita tadi dengan dijalankan oleh semangat keagamaan hindu dan
kaum brahma. Timbullah sifat-sifat kefanatikan dengan gerakan nasionalis dan
rasa kebencian terhadap barat. Mereka menyalakan api propaganda yang sangat
hebat, sehingga dapat menggoncangkan stabilitas di India. Pemimpin propaganda
yang membangkitkan semangat agitasi ini adalah Bal Gangadahr. Dia merupakan
seorang brahma yang memiliki pengetahuan tentang barat yang lumayan dan
memiliki kemampuan yang sangat hebat dalam mempengaruhi orang lain atau
menggugah hati banyak orang, seorang propagandis ulung. Dia telah behasil
menimbulkan rasa dendam dan kebencian terhadap bangsa barat. Dengan tulisannya
yang termuat dalam berbagai surat kabar, dia telah mempengaruhi masyarakat
India untuk membunuh orang barat.
Dalam
menghadapi kampanye pemberontakan ini pemerintahan Inggris malah makin
bertindak tegas. Surat-surat kabar kebangsaan dimusnahkan, para pemberontak dan
beberapa kaum nasionalis ditanhkap. Sehingga surutlah pemberontakan ini.
Selanjutnya gerakan kebangsaan terus dikobarkan berkali-kali pun pemberontakan
secara fisik dilakukan Inggris pada akhirnya dapat memadamkan pemberontakan
itu.
India
lalu sadar dengan cara kekerasan bukanlah hal yang terbaik untuk mendapatkan
kemerdekaan. Mereka berfikir bahwa Inggris di India membutuhkan masyarakat
India dan akhirnya muncullah gerakan atau ide pemberontakan tanpa adu fisik.
Ide ini disebut Non-cooperation yaitu pemboikotan total terhadap segala yang
bernama/berlabel Inggris. Ide mereka tidak terbatas pada itu saja tetapi juga
pemboikotan terhadap pemilihan, sehingga tidak berhasil membentuk badan
legislative. Para hakim dan pengacara meninggalkan ruang siding, penduduk
menolah membayar pajak, kaum buruh mengadakan pemogokan, kaum dagang menolak
menjual dan membeli barang-barang keluaran Inggris, sementara murid-murid
meninggalkan seklah dan kuliah Ide ini mempunyai seorang tokoh yang bernama M.
K. Gandhi. Beliau dikenal dengan kepribadian suci.
BAB III
KESIMPULAN
- India
memiliki kesatuan geografis yang fundamental, tapi tak pernah mengenal
kesatuan politik yang riil. Penuh dengan bebagai golongan, menyebabkannya
tak mampu menolak serangan-serangan. Penuh dengan beragam ras dan tiap ras
ini tidak bercampur-baur, tetap berpisah. Terpisah oleh keturunan, bahasa,
kebudayaan, dan juga kepercayaan. Mereka jarang atau bahkan tidak pernah
bergaul dengan golongan lain kecuali memang ada kepentingan yang formal.
- Dengan
keadaan masyarakat seperti dijelaskan diatas. India pastinya Tidak akan
mampu menghadapi invasi-invasi dari luar. Penaklukan yang kuat oleh Islam,
pemeluk Islam menyerang India, segera setelah menyerbu persi. Serangan permulaan itu hanya
serangan pada perbatasan saja dan juga tidak menimbulkan pengaruh yang
begitu lama. Penaklukan pertama dipimpin oleh Mahmud Al-Ghazni, seorang
pangeran Afganistan pada tahun 1001
- Dua faktor penting yang dimiliki oleh penakluk islam
sehingga berhasil menarik masyarakat India untuk memeluk agama Islam yaitu
mempunyai rasa kesatuan menantang “berhala” secara fanatic dan melenyapkan
beberapa kepercayaan agama serta menarik pemeluk-pemeluk agama lain
kedalam Islam dan hal yang bertentangan sekali dengan agama brahma
ialah doktrin Islam yang terkenal: semua orang mukmin bersaudara
- Diatas
negeri India yang berubah dengan cepat ini berdirilah raja Inggris satu sistem
pemerintahan yang unik dalam sejarah dunia. Pemerintah yang dikendelikan
oleh beberapa ratus orang yang mempunyai keahlian dibidang administrasi
Negara, dibantu sedikit tentara, memerintah sejumlah manusia yang tak
terkira banyaknya
- Non-cooperation
adalah pemboikotan total terhadap segala yang bernama/berlabel Inggris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar